Cara Merawat Kucing Yang Hampir Mati

Cara Merawat Kucing Yang Hampir Mati – Artikel ini ditulis bersama oleh Natalie Pont, DVM. Natalie Pont adalah seorang dokter hewan dan pendiri serta CEO mPet. Ia mengkhususkan diri pada hewan kecil umum dan pengobatan darurat serta ekonomi kedokteran hewan. Dr. Pont menerima gelar BA dalam bidang biokimia dan biologi molekuler dari University of California, Davis, gelar MA dalam bidang biokimia dari University at Buffalo, dan gelar DVM dari Western University of Health Sciences.

Anak kucing, dengan bulu tebal di kepala, mata besar, dan suara menyedihkan, sangat menggemaskan sehingga Anda tentu ingin membantu mereka. Kucing pandai menyembunyikan ketidaknyamanan, tetapi jika Anda memperhatikannya dengan cermat, Anda pasti bisa mengetahui kapan anak kucing sedang merasa stres. Jika Anda memiliki atau menemukan anak kucing yang tampak sekarat, mengenali kondisinya, memberikan pertolongan cepat dan memberikan perawatan yang tepat adalah langkah terbaik untuk menyelamatkan hewan cantik ini.

Cara Merawat Kucing Yang Hampir Mati

Artikel ini ditulis bersama oleh Natalie Pont, DVM. Natalie Pont adalah seorang dokter hewan dan pendiri serta CEO mPet. Ia mengkhususkan diri pada hewan kecil umum dan pengobatan darurat serta ekonomi kedokteran hewan. Dr Font menerima gelar BA dalam bidang biokimia dan biologi molekuler dari University of California, Davis, gelar MA dalam bidang biokimia dari University of Buffalo, dan gelar DVM dari Western University of Health Sciences penyebaran virus mematikan.

Faktor Yang Memengaruhi Pertumbuhan Kucing

Foto sampul: Salah satu kucing sakit yang dijual di Pasar Burito, Jakarta Selatan, Kamis (17/3/2022). (Andhika Prasetia/detikcom)

Seekor kucing berbulu lebat berwarna coklat meringkuk perlahan di kandang sempit berbau pesing di salah satu kios Pasar Hewan Burito, Jakarta Selatan, Rabu, 16 Maret 2022. Matanya berair dan hidungnya mengeluarkan lendir kental. Pemilik kios, Gefeng – bukan nama sebenarnya – mengatakan, kucing tersebut berusia satu tahun dan sudah berada di sana sejak kecil menunggu pembeli.

Gafeng menjual kucing tersebut seharga Rp 1,3 juta. Ia mengaku mendapat kucing tersebut dari seorang penggemar di Jakarta. Penghobi menjual kucing tersebut karena merasa mempunyai terlalu banyak kucing dan tidak mampu lagi merawatnya.

Tim detikX memutuskan membeli kucing tersebut untuk diperiksa kesehatannya dan dirawat. Gefeng setuju menjualnya seharga 850 ribu euro beserta keranjang untuk membawanya. Kami menamai kucing itu Kiron.

Ini Fakta Menarik Soal Kucing Yang Perlu Kamu Tahu

Kiron kami bawa ke Rumah Sakit Hewan Jakarta (RSHJ) di Gunan, Jakarta Selatan. Selama perjalanan, Kiron terlihat mengeluarkan suara tangisan sambil terus bersin.

Jelas sekali (Kiron) bukanlah ras murni. Ini adalah ras campuran antara kucing domestik berbulu panjang dan kucing berbintik coklat. Telah dicampur berkali-kali hingga menghasilkan corak warna dan panjang bulu seperti itu. Setidaknya (Kiron) adalah hasil dari tiga generasi.”

Di RSHJ, Diane Martin, dokter hewan, melakukan pemeriksaan fisik awal dengan melihat dan meraba seluruh tubuh Kieron. Menurutnya, secara umum kondisi Kieron cukup buruk. Berat badannya hanya 3,4 kg, sedangkan kucing berumur satu setengah tahun biasanya memiliki berat 4-5 kg.

Menurut dr Martin, Kiron mengalami infeksi saluran pernapasan dan diduga terjangkit feline peritonitis (FIP). Sebab di perutnya terdapat gelembung air seperti balon.

Penyebab Kucing Jalan Sempoyongan Dan Tidak Stabil Yang Perlu Diwaspadai

“Kondisi Kieron buruk. Saya curiga dia mengidap FIP. Penyebabnya adalah feline coronavirus. Perlu segera diperiksa,” kata dr Martin.

RSHJ tidak memiliki sumber daya untuk mengkonfirmasi kecurigaan Dr. Martin. Makanya Kiron hanya menjalani tes darah di sana. Berdasarkan tes tersebut, terlihat jelas bahwa Kiron mengalami infeksi pada sel darah putihnya.

Dokter Martin menyarankan agar Kieron dirawat di rumah sakit selama lima hari. Namun karena peralatan di RSHJ tidak lengkap dan ingin mendengar pendapat dokter lain, kami memindahkan Kiron ke Klinik Hewan Amore di Pejaten, Jakarta Selatan.

Lala, dokter hewan yang memeriksa Kiron di Klinik Hewan Amor, mengatakan kondisi fisik Kiron memprihatinkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah RSHJ. Menurutnya, Kiron sangat kurus. Tulang rusuknya bisa dirasakan secara langsung.

Kisah Pilu Merawat Anak Kucing Tanpa Induk

Setelah itu Dokter Lala memberikan makanan kepada Kiron, namun Kiron tidak mau memakannya. “Kiron mengalami malnutrisi dan dehidrasi,” kata Dokter Lala.

Berbeda dengan Dr. Martin, Dr. Lala tidak melihat indikasi bahwa Kieron menderita FIP. Memang benar perutnya agak besar, namun menurutnya hal itu tidak menjadi kekhawatiran. Untuk pertolongan pertama, Kiron diberikan cairan infus untuk memulihkan daya tahan tubuhnya.

Dokter Lala kemudian menyarankan agar Kiron dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu yang tidak terduga. Ia akan melihat kondisi Kiron pada tiga hari pertama untuk menentukan kelanjutan pengobatannya.

Kami memeriksa klaim Gefeng, dan ternyata tidak benar. Menurut pemilik Manggala Cattery Andre Krishnahayavan, Kiron bukanlah ras Himalaya murni. Kucing Himalaya merupakan hasil hibridisasi antara kucing Persia dan Siam. Kucing himalaya memiliki beberapa ciri antara lain kaki pendek, tubuh kuat, dan mata biru. Namun kucing tertua di Kios Gefeng tidak memiliki mata biru.

Percaya Hilangkan Kutu Dengan Mandi Kunyit, Kucing Ini Malah Mirip Lebah

“Jelas (Kiron) bukan ras murni. Ini adalah ras campuran antara kucing domestik berbulu panjang dan kucing totol coklat. Sudah berkali-kali dicampur hingga menghasilkan corak warna dan panjang bulu seperti itu.” itu hasil tiga generasi,” jelas Andre kepada wartawan detikX, pekan lalu.

Memang di kalangan pecinta kucing diketahui pasar hewan di Ari bermasalah. Banyak yang percaya bahwa semua kucing di pasar ini terjangkit penyakit ini. Mulai dari penyakit kulit biasa seperti jamur, hingga penyakit mematikan akibat virus berbahaya. Bahkan klaim tentang kucing pengedar harus dipertanyakan.

Seekor kucing yang mengaku British Shorthair oleh seorang pedagang mengalami kejang dan menjulurkan lidah di Pasar Brito, Jakarta Selatan, Kamis (17/3/2022).

Bau pesing yang menyengat selalu menyapa kami setiap memasuki kios pasar Burrito yang menjual kucing. Bau tidak sedap ini berasal dari kucing yang tidak diberi kotoran atau kotorannya. Oleh karena itu, urin dan fesesnya dibiarkan begitu saja.

Ciri Kucing Sakit Yang Perlu Diamati

Mangkuk makanan dan air kucing malah terlihat kotor dan tidak segar. Beberapa kucing juga terlihat timpang karena permukaan kandang besi yang tidak rata atau pecah membuat kucing sulit berdiri.

Saat malam tiba dan para pedagang harus pulang, mereka meninggalkan kucing-kucing tersebut di kandang terkunci dan harus berdesak-desakan di ruangan berukuran 2×2 meter.

Jika hewan kehujanan atau pedagang tidak tahan dengan baunya, mereka memandikan kucing secara asal-asalan. Mereka membasahi dan menggosok tubuh kucing itu dengan sampo yang tidak diketahui mereknya hingga ke kepala. Berdasarkan pantauan tim detikX, ada anak kucing yang matanya merah dan berair akibat terkena sampo.

Di Pasar Barito, kucing diperjualbelikan tanpa aturan yang jelas. Tidak ada standar kebersihan kandang, tidak ada standar kesehatan hewan. Kepala Dinas Keamanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Suhrini Aliwati mengatakan, jajarannya belum bisa mengaturnya. Ia hanya yakin para pedagang akan merawat hewannya dengan baik.

Cara Merawat Anak Kucing Tanpa Induknya & Ada Induknya

“Pedagang lain pasti tahu bahwa angka kematian yang tinggi juga merugikan mereka,” kata Sohrini kepada wartawan detikX, pekan lalu.

Ada berbagai jenis kucing yang beredar di pasaran, meski hanya klaim penjualnya saja. Dari British Shorthair, Sphynx, Ragdoll, Maine Coon, Angora Turki, Persia, Himalaya hingga Bengal. Kucing-kucing itu tidak memiliki riwayat kesehatan yang jelas. Kebanyakan kucing di sana bahkan tidak memiliki surat vaksinasi.

Meski begitu, harga kucing ini cukup mahal. Harga awal Rp 600 ribu dan termahal Rp 20 juta.

Memang sekilas kondisi mereka tampak sehat. Namun jika dicermati, banyak kucing di sana yang mengalami gangguan kesehatan, mulai dari masalah jamur, luka, kejang, hingga kutil di sekitar mata.

Ciri Ciri Kucing Mau Mati Yang Perlu Diperhatikan

Pemilik kucing Manggala Andrie Kriesnawan menceritakan pengalamannya membeli kucing di sana yang membuatnya kapok. Pada tahun 2010 ia membeli dua ekor kucing Himalaya. Ia tertarik karena dealer menunjukkan kepadanya grafik vaksinasi kedua kucing tersebut. Andrey pun menanyakan tentang silsilahnya, namun sang pedagang tidak bisa menunjukkan sertifikat silsilah, berupa lembaran yang menjelaskan silsilah dan asal usul kucing tersebut.

Pedagang itu mengatakan dia lupa menaruh surat itu dan berjanji akan memberikannya ketika dia menemukannya. Andrey begitu saja mempercayainya dan segera membawa kedua kucing tersebut ke klinik untuk diperiksa. Sesampainya di klinik, ternyata surat vaksinasi yang dibawa Andrey bukanlah surat untuk kedua kucing yang dibelinya. Ia baru menyadari bahwa identitas yang tertulis di buku vaksinasi berbeda dengan kondisi dan ciri-ciri kucing tersebut.

Beberapa bulan kemudian, salah satu kucing yang dibeli Andrey mati. Kucing tersebut dinyatakan menderita gagal ginjal karena kondisi genetik.

“Saya tidak diberitahu riwayat kesehatan kucing tersebut, sehingga saya tidak bisa melakukan tindakan pencegahan,” kata Andri.

Ini 3 Janji Allah Kepada Umatnya Yang Mau Memelihara Kucing Dengan Ikhlas

Di media sosial, banyak yang mengungkapkan penyesalannya setelah membeli kucing di Pasar Barito. Salah satu penyesalannya adalah karena kucing yang saya beli mati dalam beberapa hari. Di Google Review, review dari pembeli kucing Britto juga mengungkap masalah serupa.

Dua pengusaha di sana, Gefeng dan Cario, bukan nama sebenarnya, membenarkan perbedaan pendapat konsumen. Kerio bahkan mengatakan tak sedikit pembeli yang kembali ke pasar Burrito dengan marah karena kucing yang dibelinya mati beberapa hari setelah ia membelinya di sana.

Ada yang marah dan tidak terima, kata Carjo. “Setahu kami, kucing di sini kebanyakan dikirim dari luar kota. Jadi kondisinya seperti ini.”

Kucing sakit yang dijual di Pasar Burrito sudah menjadi rahasia umum. Seorang dokter hewan di Jakarta, Ayo Stivati, mengatakan banyak kliennya yang tidak menerima kenyataan membeli kucing dari sana. Padahal, menurut Ayo, semua dokter hewan di Jakarta sudah hafal kalau kucing di sana pasti sakit.

Menumbuhkan Jiwa Empati Menjadi Alasan Memelihara Kucing Menurut Pandangan Islam, Inilah 3 Keistimewaannya!

“Tidak sebanding dengan harga yang mereka bayar,” kata Dr. Ayo. “Banyak pelanggan saya yang kesal karena membelinya dengan harga tinggi, tapi ternyata tidak sehat. Jadi itu sering terjadi.”

Dr Ayo menjelaskan, pasien Pasar Brito seringkali menderita virus panleukopenia. Virus ini menginfeksi kucing dengan cara membunuh sel-sel yang aktif membelah di sumsum tulang, usus, dan janin yang sedang berkembang

Cara merawat bunga anggrek yang hampir mati, cara merawat tanaman yang hampir mati, cara merawat janda bolong yang hampir mati, cara merawat anggrek yang hampir mati, merawat anggrek yang hampir mati, merawat anggrek bulan yang hampir mati, cara merawat anggrek bulan yang hampir mati, cara merawat sukulen yang hampir mati, cara merawat bunga mawar yang hampir mati, cara merawat kaktus yang hampir mati, cara merawat bonsai yang hampir mati, cara merawat anggrek vanda yang hampir mati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *